Minggu, 15 September 2013

Untuk Sahabat

Untuk Sahabat



Assalamu’alaikum sahabat…
Semoga saat kamu membaca ini, kamu dalam keadaan sehat dan tersenyum karena Allah telah menghadirkan kembali rasa sayang serta kasihNya padamu. Rasa yang sama saat kita bersama dulu. Menjalani hari – hari penuh lelah, merangkai senyum dalam keletihan. Namun, kita menghimpunnya dalam suasana penuh cinta.
Sahabatku…
Sekali lagi aku menyapamu untuk sebuah rasa rinduku padamu. Apa kabarmu hari ini? Dari tempat aku menulis cerita masa lalu ini, aku selalu berdo’a dalam segenap hatiku, agar kamu disana tetap teguh dalam keimanan dan Allah tak pernah hentinya mencurahkan RahmatNya kepadamu.
Pernahkah kamu berfikir mengapa Allah mempertemukan kita? Adakah semua kenangan indah yang kita alami terjadi begitu saja. Aku tak kuasa membendung butiran cinta bila merenungi semua ini~ Semalam di sepertiga malamku itu, ku curahkan segenap rinduku pada Sang Pemberi Cinta, karena aku tahu padaNya lah bermula rasa rinduku padamu. Tak lupa sebait do’a ku lantunkan di sepertiga malamku itu, agar kamu selalu dalam naunganNya.
Sahabat…
Terakhir kali kali kita akan berpisah, sebenarnya aku benar-benaar tak kuasa melepasmu, kenangan-kenangan manis yang telah kita jalin, rasanya terlalu erat untuk diuraikan. Tapi senyummu ketika itu, mengisyaratkan agar aku tetap tabah. Hingga kini bila jiwaku terasa sunyi, wajah ceriamu yang selalu hadir. Seolah engkau benar benar disampingku, menghiburku dengan cerita-cerita indah dari syurga, cerita tentang orang yang selalu dikasihi Allah, hihi:’D
Sahabatku…
Jiwamu selalu terpancar cahaya keimanan. Bila bisa memilih, aku ingin selalu setia denganmu, mendengarkan cerita-cerita indahmu, atau menghiburmu kala kau sedang berduka. Tapi aku mengerti bahwa sang khaliq telah menyiapkan skenario indahnya untuk ki-ta. Sehingga tak kau risaukan lagi apapun takdir Tuhan tentang kita nantinya, mengenalmu saja aku sudah banyak bersyukur, begitu banyak pelajaran yang bisa aku petik dalam dirimu:’) Aku juga bersyukur karena Allah telah menghadirkan dirimu pada sepotong mozaik hidupku yang singkat ini. Sepotong kenangan indah bersamamu mampu mencerahkan setiap langkahku.

Sahabat…
Cerita nyata yang kamu baca ini, aku tulis dengan hati yang bergetar,  dengan ingatan yang sangat aku ingat bagimana DULU sikapmu kepadaku, setiap katanya adalah kuntum rasa rinduku yang nyata padamu. Aku menulisnya dengan rasa yang sama saat kita mengucapkan janji-janji suci, bahwa kita akan bertemu kembali di tempat terindahNya. Kini, saat kita tak bersama lagi, Hanya janjimu yang entah nyata atau palsu itu menguatkan aku mengiringi langkahku dalam merangkai cita-cita.
Semenjak kita berpisah aku telah mengenal banyak orang bertemu bermacam rupa manusia. Namun, tak satupun aku temukan perasaan yang sama saat aku mengenal dirimu, walau dulu aku mengenalmu bukan pada dunia nyata, melainkan kita berkenalan di dunia maya. Ada kehangatan jiwa yang aku rasakan saat kita menertawakan kecerobohan diri sendiri. Kamu tahu? Bahwa kamu telah mengajarkanku bagaimana cara agar kita tetap tersenyum meski takdir terasa pahit. ;’)
Aku harap, kamu selalu tetap dalam kebaikan. Jagalah selalu shalatmu, solawatmu, tilawahmu daan lisanmu. Sehingga para malaikat menyaksikan Engaku sebagai hambaNya yang sempurna dalam keimanan. Ku harap pula agar engkau selalu menjaga ahlaqmu dimanapun engkau berada serta kepada siapapun, terutama Ibu dan saudara-saudaramu, bahkan orang yang membencimu sekalipun. Begitu juga dengan aku, aku selalu berharap agar kau selalu mendo’akanku. Agar kita selalu menjadi pribadi yang menawan karena ahlaq dan ilmu. J
Sahabatku…
Karena kau telah lebih dulu membesarkan hatiku. Dan aku berharap semoga kita bertemu kembali walaupun ditempat dan waktu yang berbeda, namun masih ada “cinta” disanaa. Hmm, inilah kenangan nyata yang aku tulis untukmu. Aku tulis dengan hati yang ikhlas, dengan jiwa yang basah. Semoga Allah menghimpun kita taman-taman surgaNya. Seperti janji suci yang selalu kamu ucapkan dulu.. satu lagiiii, semoga kamu membaca apa yang aku tulis ini<’3 Wassalam~

Sally Ayu Anindhita Nurwan-

Palembang, 30 juni 2013…